Mengenalkan anak pada alam bisa dilakukan sedini mungkin. Hal ini dilakukan oleh Mawlidya Rahmah yang mengajak anaknya, Enver, untuk camping sejak usianya 6 bulan. Kebiasaan tersebut berlangsung hingga kini. “Pertama kali saya membawa si Kecil ke camping ground di usia 6 bulan, lalu usia 7 bulan camping di kaki Gunung Salak. Terakhir, umur 8 bulan, kami camping di area riverside,” cerita Mawlidya kepada tim Zakkel Baby.
Kegemarannya membawa Enver untuk jalan-jalan di alam terbuka (outdoor) bukanlah tanpa alasan. Mawlidya dan suami memang suka berkegiatan outdoor sejak dulu kala. Bahkan, mereka sudah bercita-cita untuk mengenalkan anak pada alam sejak mengetahui manfaatnya. “Kebanyakan orang beranggapan bahwa alam sangat mengerikan. Padahal, banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan oleh anak, seperti mendapatkan udara segar, meningkatkan imun, atau terapi relaksasi dengan mendengarkan suara dan aroma hutan,” ujar Mawlidya yang kesehariannya sibuk mengelola Siapjalan Store, sebuah toko perlengkapan outdoor.
Gendongan membantu saat trekking
Saat pergi camping terakhir kali, Mawlidya bercerita bahwa ia harus trekking ke area perkemahannya. Selama perjalanan, Enver digendong menggunakan Zakkel Shift. Gendongan ini memang dipilih untuk menemani keseharian Mawlidya. Ia memantapkan hati untuk membeli Zakkel Shift setelah membaca berbagai ulasan di internet. Ia mengaku senang ketika menerima gendongan bayi yang bisa dipakai dari newborn ini. “Alhamdulillah pas datang, barangnya berbobot ringan dan ringkas di-packing. Selain itu, Zakkel juga memiliki bahan yang kuat dan tidak menimbulkan alergi. Jadi, saya merasa aman untuk menggendong si Kecil dan cocok untuk menemani kegiatan kami,” jelas Mawlidya.Ia juga bercerita bahwa pengalaman menggendong saat trekking itu sangat berkesan, “Pengalaman saya menggendong Enver sambil trekking itu sangat bahagia, karena Enver terasa nyaman ketika digendong. Saya juga tidak merasa sakit sama sekali di bagian bahu dan pinggang ketika menggendongnya,” tutur Mawlidya yang memiliki hobi camping dan caving ini.
Di dalam gendongan, Enver bisa melihat alam yang ada di sekelilingnya. Mawlidya bercerita, “Bukannya tidur, tetapi Enver malah mengamati pohon-pohon di sepanjang perjalanan, lihat kanan kiri, dan selalu ngoceh seraya ingin berkata, ‘Mi, itu apa sih?’ Itu yang membuat saya dan suami menjadi semangat mengajak Enver untuk tadabbur alam, dengan mengenalkan prinsip tauhid yang meng-Esa-kan Allah Subhanahu wa Ta'ala.”
Selain membantu beraktivitas outdoor, Mawlidya juga mengaku gendongan sangat membantu saat mengerjakan pekerjaan rumah. “Anak kecil berumur 8 bulan itu super aktif. MasyaAllah. Saya pergi ke mana pasti mengekor. Kadang-kadang saya ke dapur sebentar, anak sudah di tangga saja,” ceritanya. Maka dari itu, Mawlidya menggunakan gendongan Zakkel agar anak bisa ikut mencuci atau jemur baju di lantai dua. “Pokoknya sat-set deh kerjannya, hehe,” kata Mawlidya sambil tertawa.
Camping dua hari satu malam
Menginap di dalam tenda ternyata tidak membuat Enver rewel. Malah, Enver terlihat sangat excited dan minim drama. Sebelum pulang, mereka juga sempat mengenalkan Enver main air sungai. “Dia sangat senang sekali!” ujar Mawlidya. “Bahkan tambah penasaran, semuanya ingin dilihat dan dipegang. Inilah kesempatan orang tua untuk kasih tau nama benda-benda. Tambah-tambah kota kata si Kecil bonus suasana yang segar,” tambahnya.
Mawlidya juga mengajak para orang tua hebat di luar sana untuk mengenalkan buah hati ke alam bebas. “Tidak harus ke hutan, kok. Bisa ke camping ground atau taman agar si Kecil bisa explore lebih leluasa. Ini berguna untuk merangsang rasa penasaran si Kecil. Ingat, orang tua harus selalu dengan pengawasan, ya!” tutup Mawlidya.