Apakah Moms mulai merasa cuaca lebih panas dari biasanya? Atau Moms melihat hujan datang meski belum masuk ke musimnya? Peningkatan suhu bumi dan perubahan pola musim adalah salah satu tanda terjadinya perubahan iklim atau climate change . Tak hanya membuat udara terasa gerah, lebih jauh lagi, perubahan iklim bisa membuat produksi makanan menurun karena tanaman dan hewan mati kekeringan. 

Perubahan iklim ini ternyata bisa disebabkan oleh hal-hal kecil, seperti aktivitas kita sehari-hari. Setiap kegiatan manusia, saat mengkonsumsi atau menggunakan barang, akan meninggalkan jejak karbon dan berkontribusi peningkatan suhu bumi. Biasanya jejak karbon yang tinggi berasal dari transportasi, kegiatan rumah tangga, dan makanan.

Kabar baiknya, perubahan iklim bisa dicegah agar anak dan cucu kita tidak merasakan dampak negatifnya. Kita bisa mengurangi jejak karbon dari rumah melalui langkah-langkah sederhana seperti di bawah ini.

  1. Kurangi berkendara dengan kendaraan bermotor
    Penelitian dari Lund University and University of British Columbia, tidak menggunakan mobil selama setahun dapat mengurangi 2,6 ton karbon dioksida. Sebagai pengganti, kita bisa menggunakan kereta, bus, atau sepeda. Namun bagaimana jika tempat tinggal atau kantor kita sulit dijangkau dengan ketiga kendaraan tersebut? Kalau harus menggunakan mobil atau motor, para orang tua bisa memperhatikan hal-hal ini:
    • Santai saja menggunakan gas dan rem . Berkendara dengan efisien akan mengurangi emisi karbon.
    • Servis kendaraan secara rutin supaya lebih efisien.
    • Kurangi penggunaan pendingin udara di dalam mobil.
    • Jangan bebani kendaraan dengan membawa benda-benda yang tidak diperlukan selama perjalanan.
  2. Kurangi menggunakan pesawat
    Mengurangi naik pesawat akan mengurangi jejak karbon secara signifikan . Jika tetap harus naik pesawat, imbangi dengan mendonasikan sebagian uang kira kepada proyek sustainable seperti proyek penanaman pohon atau proyek mengubah limbah tanaman menjadi biomass.

  3. Kurangi makan daging
    Para ahli setuju bahwa mengurangi konsumsi daging , terutama daging merah, dapat menurunkan jejak karbon kita. Sebab, produksi daging merah membutuhkan banyak makanan, air, dan lahan. Artinya, kita harus mengisi piring kita dengan lebih banyak sayur, buah, biji-bijian, dan kacang-kacangan. Lebih sehat dan hemat!

  4. Jangan buang atau menyisakan makanan
    Pernah belanja bahan masakan lalu tidak terpakai dan akhirnya terbuang? Atau terbiasa menyisakan makanan yang ada di piring? Kebiasaan ini bisa dihindari dengan melakukan cara ini:
    • Cek stok secara berkala . Atur kulkas secara reguler sehingga kita tahu apa saja yang masih ada di dalam kulkas. Kemudian buatlah daftar belanja sebelum pergi ke pasar untuk mencegah membeli bahan yang tidak diperlukan.
    • Tidak usah beli banyak. Kadang supermarket menawarkan harga promo jika kita membeli dalam jumlah banyak. Namun, pikirkan apakah kita perlu bahan sebanyak itu atau tidak. Jangan-jangan malah tidak terpakai dan akhirnya dibuang.
    • Rencanakan mau masak apa. Hindari memasak makanan lebih banyak daripada porsi yang kita makan. Hitung jumlah masakan dengan jumlah orang yang ada di rumah.
    • Jadilah kreatif. Olah makanan sisa daripada dibuang ke tempat sampah.
    • Simpan makanan dengan tepat. Kita bisa memperpanjang umur makanan dengan cara membekukannya di kulkas dengan tepat. Selain itu, agar sayuran tidak cepat layu di dalam kulkas, pastikan sayuran tersebut kering dan disimpan di wadah makanan yang rapat.

  5. Hemat energi
    Rumah kita membutuhkan banyak energi, terutama saat menyalakan alat elektronik. Matikan atau mencabut alat elektronik saat tidak digunakan. Lampu LED juga merupakan pilihan terbaik karena bisa menghemat energi hingga 85%. Laptop juga dapat menghemat energi lebih banyak dibandingkan komputer.

  6. Berpakaian dengan sustainable
    Pakaian yang kita beli itu diproduksi dengan cepat, murah, dan tidak sustainable. Misalnya tanaman kapas, bahan utama kain katun, membutuhkan air yang banyak saat proses pembuatannya. Kain sintetis, seperti polyester atau nylon, juga tidak sustainable karena kain sintetis melepaskan serat mikro ke saluran air setiap kali dicuci. Lantas, apa yang bisa kita lakukan?
    • Membeli baju secondhand . Banyak thrift shop yang menjual baju bekas layak pakai. Membeli pakaian bekas ini akan menghemat uang dan menyelamatkan lingkungan.
    • Pertimbangkan kain yang digunakan. Setiap kain memiliki dampak masing-masing kepada lingkungan. Zakkel berupaya untuk mengurangi jejak karbon melalui langkah kecil, seperti menggunakan kain linen yang sustainable pada gendongan bayi.
    • Donasikan pakaian lama. Jika punya baju layak pakai, jangan dibuang. Donasikan kepada yang membutuhkan. Dengan kain bekas pakaian, kita bisa membuat keset, lap dari sisa kain perca, atau tempat tidur untuk binatang peliharaan kita.

    Saat membeli barang selain pakaian, seperti kebutuhan sehari-hari, alat rumah tangga, atau mainan, ada banyak cara untuk mengurangi jejak karbon. Apa saja yang bisa diperhatikan?

    • Menggunakan tas belanja yang reusable Inilah salah satu alasan Zakkel menggunakan tas serut (pouch) dan dus untuk mengemas semua produk gendongannya. Moms bisa memakai tas serut dan dus tersebut untuk menyimpan barang lain yang ada di rumah.
    • Beli barang-barang yang berkualitas dan tahan lama. Sebagai contoh, gendongan bayi Zakkel memiliki kualitas terbaik dan kokoh digunakan saat melakukan aktivitas berat seperti hiking atau trekking. Selain demi keamanan anak, Zakkel juga ingin gendongannya bisa diwariskan kepada adik-adiknya.

Mencegah masalah kompleks seperti perubahan iklim itu tidak bisa dilakukan sendirian. Diperlukan kerja sama dengan banyak orang. Maka dari itu, kita bisa mengajak teman atau keluarga untuk bersama-sama mengurangi jejak karbon untuk mewariskan bumi yang lebih baik untuk generasi mendatang. Agar tidak terasa berat, lakukan kegiatan di atas secara bertahap dan konsisten. Yuk, mulai dari sekarang!