Saat mengandung anak kedua, kita mungkin penasaran dengan reaksi si sulung melihat adiknya untuk pertama kali. Apakah ia akan percaya diri menyambut peran barunya sebagai kakak, atau kesulitan beradaptasi dan bahkan menolak adiknya? Menambah anggota baru ke dalam keluarga tentu akan menyenangkan karena akan ada banyak cinta dan tawa. Namun, keluarga juga akan melewati proses adaptasi yang mungkin menimbulkan stres dan konflik—terutama untuk anak pertama kita yang bingung dengan masa transisi tersebut.

Lalu apa saja yang bisa kita lakukan agar anak pertama kita siap menyambut adik barunya?

  1. Siapkan rutinitas dan lingkungan baru pada anak
    Kita harus mengajarkan anak bahwa kehidupannya akan berubah setelah adiknya lahir. Oleh karena itu, anak bisa dikenalkan terhadap lingkungan baru, seperti menyiapkan peralatan bayi berupa tempat tidur, baju bayi, atau gendongan bayi. Kita juga bisa mulai mengajarkan anak menjalani rutinitas baru, yaitu anak mulai tidur di kamarnya sendiri. Hal lain yang bisa dikenalkan adalah berbagi tugas dengan pasangan siapa yang akan memandikan atau menyuapi anak saat makan.
  2. Dengarkan dan penuhi informasi yang dibutuhkan oleh anak
    Agar anak siap menyambut adiknya, kita bisa berbagi informasi yang relevan dan harapan pada anak jika bayi sudah lahir. Misalnya, kita bisa membeli boneka bayi dan mengajarkan anak cara menggendong bayi dengan benar. Kita bisa bercerita saat anak terlihat nyaman dan siap untuk mendengarkan. Hal penting lain yang harus kita lakukan adalah mendengarkan keinginan anak agar mengetahui kebutuhan emosional mereka.
  3. Memberikan dukungan emosional yang konsisten
    Kita akan merasa kecewa, khawatir, atau marah pada anak jika mereka menolak adik barunya. Bentuk penolakan anak bisa bermacam-macam, seperti memukul bayi atau orang tua, mengompol, atau sering menangis. Jika anak menunjukkan perilaku seperti ini, kita harus ingat bahwa anak sulung ini masih membutuhkan kasih sayang dan pengertian dari orang tuanya. Agar anak tidak merasa diabaikan, cobalah cari waktu saat anak mendapatkan perhatian penuh, agar ia merasa didengar dan dicintai oleh kita.

Sikap penolakan anak dan kemunduran yang ia alami akan berkurang seiring dengan waktu. Tentunya, kita harus memberikan dukungan emosional terhadap anak dan menjaga keintiman antar anggota keluarga, sehingga semua merasa ikut dalam perjalanan bersama dengan anggota keluarga yang baru.